Cerita Horor : Anakku Hanya Pulang Sebagai Arwah Penasaran (1)
#ANAKKU HANYA PULANG SEBAGAI ARWAH PENASARAN
#1
Bertahun-tahun hidup bersama Arwah.
Hanya sebuah Mitos yang harus di hargai.
Ini terjadi di sebuah Pedesaan.
Cerita ini turun-temurun dari warga yang mempercayai nya.
Kisah ini di awali dengan datangnya kembali Maharani.
Maharani ini adalah anak tunggal dari ibu yang bernama Siti dan ayahnya bernama Masaid.
Maharani ini tidak ada kabar sama sekali, Maharani pergi tanpa meninggalkan satu patah kata pun.
Warga sudah mencari di berbagai pelosok tapi sayang Maharani tidak ketemu.
------
Tok..Tok..Tok..
Pintu rumah bu Siti di ketuk dari luar.
Ketika ibu Siti keluar terlihatlah seorang wanita yang berdiri dengan pakaian kotor dan lusuh.
Ya itu adalah Maharani.
"Maharani anakku." Ucap ibu siti sambil berteriak.
"Pak anak kita pulang pak." Ucap ibunya senang.
"Maharani anakku sayang kamu kemana saja nak." Ucap pak Masaid.
Maharani hanya terdiam, dia berkata.
"Aku hanya bekerja."
Mereka langsung memeluk Maharani.
Tanpa pikir panjang mereka langsung membawa masuk Maharani ke dalam rumah.
Di dalam rumah itu ada adik Maharani bernama Suci. Dan suami Maharani bernama Buwono.
Suami nya ini selalu menunggu Maharani pulang, dia tak menyangka Maharani akan meninggalkanya.
Maharani sebelum pergi dia menuliskan Surat untuk suaminya yang berisi "Aku akan bekerja mas, tolong ceraikan aku."
Bagai di sambar petir Buwono langsung lesu.
Buwono adalah pekerja bangunan, mungkin saja Maharani minder dan malu bila mempunyai suami seperti Buwono.
Bagai di beri kejutan, Maharani datang dan ada di depan mereka semua.
"S-s-ayang." Ucap buwono kaget.
"Lihat Maharani sudah pulang." Ucap bapak Masaid.
Semua tak percaya, bahkan saat Maharani pulang Buwono hanya berkata.
"Bukannya kamu sudah."
"Sudah apa Mas? M*ti?."
Buwono hanya menggelengkan kepala pertanda dia tidak percaya.
Suci adiknya pun sangat tidak percaya bahwa kakak nya itu akan pulang.
"Mbak pulang?."
Maharani hanya diam tak membalas adiknya itu.
Ibu bapak mereka mempersilahkan Maharani untuk makan.
"Ayo sayang dimakan."
"Tidak Bu, aku sudah kenyang."
"Coba jelaskan sayang, kamu kemana saja nak, kami semua Rindu."
Saat bicara seperti itu tiba-tiba Buwono membuang lud*h.
"Cuuuh."
"Kau pulang hanya untuk memperlihatkan kekayaan mu setelah bekerja kan Maharani." Ucap Buwono marah.
Semua terdiam.
Suci adiknya Maharani pun hanya menatap kosong, dia tak percaya sang kakak pulang.
Tapi di sisi lain Suci tidak suka kepada kakaknya ini, banyak ngatur, bawel dan juga sering cari perhatian orang tua mereka.
"Maharani yuk ganti baju dulu sayang."
Maharani hanya mengangguk.
Tiba-tiba saat Buwono menatap Maharani matanya kelu*r mengerikan.
Bibirnya sob*k sampai pipi.
"Aaaaaaa." Buwono terperanjat dari kursi.
Semua memandangi Buwono.
"Kenapa kamu No?." Ucap Bapak Masaid.
"T-t-tidak pak." Ucap Buwono gugup.
Buwono mungkin sedang melamun hingga melihat Maharani seperti itu.
Buwono dan Suci langsung bergegas pergi menuju kamar mereka.
Tiba-tiba Maharani datang.
"Kok kalian sekamar sih?."
"Tidak kok, kami hanya sedang mengobrol saja."
Seketika itu Suci langsung turun dari ranjang kakak nya.
Suci bergegas pergi keluar dan meninggalkan Maharani bersama Buwono.
"Sayang kau dari mana saja? Kau meninggalkan ku karena apa?."
"Aku pulang karena ada sesuatu yang harus aku selesaikan Mas."
"Maksudmu kau ingin bercerai dariku?."
"Bukan."
"Lantas apa?."
Maharani hanya diam.
Mereka pun hanya terdiam dan tak terasa mereka tertidur lelap.
-----
Pagi hari pun tiba. Seperti biasa Mbah bungkuk datang untuk menyetorkan hasil panen nya kepada bapak Masaid.
Pak masaid ini adalah Bandar sayur-sayuran di desa itu.
Seketika itu Mbah bungkuk melihat Maharani dan berkata.
"Kamu harus pulang, jangan disini." Ucap Mbah bungkuk.
Orang tua mereka hanya tertawa.
"Maharani baru saja pulang Mbah, masa harus pergi lagi."
Mbah bungkuk tidak menjawab dia langsung pergi dan berpamitan pulang.
Hujan akhir-akhir ini sangat deras dan tidak kunjung berhenti.
"Kok hujan gak berhenti-berhenti sih bu? Sudah dari kemarin hujan terus. Ucap pak Masaid.
"Iya pak kita susah untuk ketemu orang bahwa Maharani sudah pulang."
Ibu dan bapak Maharani pergi menggunakan payung menuju pasar.
Saat tiba di pasar warga keheranan.
"Bu, kenapa pakai payung? Emang nya hujan?."
Bu Siti hanya bilang.
"Iya hujan dari kemarin lho."
Warga semua tertawa menganggap bahwa Bu siti ini gangguan jiw*.
"Hahahaha dari kemarin juga cuaca cerah bu."
Bu siti dan pak Masaid hanya diam.
Mereka semua mungkin sedang mengerjainya.
------
Siang hari pun tiba, di rumah Suci dan Buwono sedang bermesraan.
"Mas, aku cemburu lho melihat kamu sama Mbak Rani." Dia bergelayun mesra di pangkuan Buwono.
"Tenanglah, ini hanya sebentar kok."
Mereka bercumbu mesra tanpa mereka sadari Maharani berdiri di depan mereka.
"Sedang apa kalian?."
"Mbak, mbak masuk lewat mana?."
"Tidak usah banyak omong manusia si*lan."
Seketika itu Maharani langsung menampar Adiknya itu.
"Sayang,bisa aku jelaskan."
"Dan kau b*jingan kau tak tau malu."
Seketika tubuh mereka berdua di hemp*skan ke dinding.
Rambut rambut mereka di j*mbak oleh Maharani.
Wajah mereka di g*ruk-g*ruk pada tembok.
Dan wajah mereka berdua h*ncur berantakan.
"Rasakan pembalasan ku."
Tiba-tiba.
"Aaaaaaaaa" Suci terbangun dari tidurnya. Ini hanyalah sebuah mimpi.
Nafas Suci tidak teratur, dia berkomat kamit membaca kan mantra agar selamat dari marabahaya.
"Syukurlah aku hanya bermimpi." Ucap Suci lega
Seketika terdengar dari luar seseorang berteriak sambil berbicara.
"Akan ku jadikan Nyata mimpi mu itu."
Hah? Siapa dia?
---------
Baru belajar mohon di koreksi.
Nanti aku akan lanjutkan lagi.
Bagikan di :
Komentar
Posting Komentar