Cerita Horor : Anakku Hanya Pulang Sebagai Arwah Penasaran (3)
#ANAKKU HANYA PULANG SEBAGAI ARWAH PENASARAN
#3
Seketika Suci bangun.
Terlihat disana ada sang Kakak, Maharani.
Dia Sedang mengasah pisau.
"Mbak, ampun Mbak."
Maharani terus saja mengasah pisau.
"Mbak tolong jangan membun*hku."
"Siapa yang akan membun*hmu? Kepedean banget sih."
"Aku mau potong-potong ikan nih dari ibu." Ucap Maharani
Suci sangat aneh Dia bisa baik, tapi kadang-kadang jahat juga.
"Arrrrggghhhh apa aku mimpi." Ucap Suci kesal.
"Suci ngapain kamu tidur di ruangan bawah tanah?." Ucap Bu Siti.
"Hah aku tidur bu? Jelas-jelas aku......"
"Buukk,Buukk." Maharani sangat berisik memotong-motong ikan itu.
Suci langsung melihat Maharani.
"Mbak berisik." Ucap Suci
"Mbak, Mbak, kapan kau jadi adikku?." Ucap Maharani
"Eh sudah-sudah ayo masak Maharani, dan kamu Suci beresin ya rumah ini."
"Kok aku bu?."
"Lantas siapa?."
"Mbak Maharani lah yang paling besar." Ucap Suci
"Kedudukan mu dikeluarga ini apa? So ngatur-ngatur." Ucap bu Siti.
Akhir-akhir ini sejak kedatangan Maharani pak Masaid dan Bu siti jadi berubah.
Suci bergegas pergi dengan raut wajah yang kesal.
Dia pergi ke kamar diikuti Maharani.
"Suci aku mau bicara sebentar."
"Apa Mbak."
"Kau yakin dengan perkataan mu tadi yang ingin kuasai harta benda orang tuaku?."
"Ya enggak lah Mbak."
"Terus?."
"Aku mau nanya deh sama Mbak, Mbak kenapa selalu jahat padaku."
"Aku tau kau punya Skandal kan dengan suamiku."
"T-t-tidak Mbak." Suci gugup.
"Tapi mengapa kau sangat dekat sengan suamiku?."
"Sejak kepergian Mbak, aku dan Mas buwono memang dekat, bukan karena apa-apa Mbak, justru menghilangkan Rindu di hatiku pada Mbak."
"Apa harus aku percaya?."
"Tergantung Mbak."
"Oke kila lihat nanti, jangan salahkan aku."
Suci hanya membuang nafas panjang ketika Maharani berbicara seperti itu.
-----
Sore pun tiba, dikamar Maharani dan Buwono sedang berbincang.
"Mas, kau ada hubungan apa dengan Suci?."
"Tidak."
"Jujur saja Mas."
"Kau pergi meninggalkanku karena kau ingin berkerja dan ingin di ceraikan olehku kan?."
"Memang aku yang menulisnya Mas, tapi jawab kau masih mencintaiku atau tidak."
"Masih."
"Kalau kau masih mencintaiku jawab jujur ya Mas."
"Iya."
"Apa kau tau Suci itu asal usulnya dari mana?."
"Tau."
"Tolong ceritakan Mas."
"Kau juga tau kan?."
"Tidak Mas, aku hanya tau Suci di ambil saat dia Di tengah jalan."
-----
POV BUWONO
Suci ini adalah anak dari seorang ibu bernama Ida.
Suci ini waktu pertama kali di temukan oleh orang tua mu dan kau, dia sedang menangis di tengah jalan.
Masalahnya adalah Suci ini tidak menerima bahwa sang ayah yang bernama Maksudi meningg*l dunia karena kecelaka*n saat bekerja.
Dia berlari menuju jalan raya, padahal rumahnya ini di ujung hutan, sangat jauh.
Dia meninggalkan sang ibu, waktu dia bercerita kepadaku, ibu nya ini suka marah-marah tidak jelas.
Dia anak yang sangat broken home.
Jadi dia nekat pergi, dan di angkat seorang anak oleh orangtuamu, dan ya menjadi adik angkatmu juga Maharani.
Dia sangat sedih atas kehilangan sang ayah.
******
Maharani hanya mengangguk tanda dia mengerti perkataan Buwono.
-----
Malam pun tiba, datanglah Mbah bungkuk ke rumah Masaid.
"Permisi".
"Masuk saja tidak di kunci." Ucap bu Siti
Mbah bungkuk masuk dan di perkenankan untuk duduk.
"Ayo duduk Mbah, ada apa?."
"Bapak dan ibu sehat kan?." Ucap Mbah Bungkuk
"Sehat Mbah kenapa?."
"Bapak dan Ibu akhir-akhir ini jarang keluar, hanya sesekali saja."
"Mbah ini, kan di luar hujan mbah."
Mbah bungkuk hanya diam.
Mbah bungkuk berkata.
"Sebagian masyarakat percaya kalau hujan turun saat matahari sedang bersinar, itu berarti ada yang meningg*l dengan mata terbuka."
"Maksud Mbah?."
"Kita harus selesai kan ini."
Mbah bungkuk langsung berpamitan pulang.
Pak masaid dan Bu siti kebingungan.
Mereka memanggil semua yang ada di rumah mereka.
"Anakku kesini nak, kalian juga kesini."
Datanglah Maharani, Suci diikuti dengan Buwono.
"Apa Bu?." Ucap Maharani
"Mbah Bungkuk memberitahu kita, katanya ada orang yang meningg*l dengan mata terbuka."
"Hah, siapa bu?." Ucap Buwono.
"Ibu tidak tahu, karena hujan saat matahari sedang cerah itu pertandanya."
Mereka kebingungan sambil tertanya-tanya.
Tiba-tiba Maharani pergi keluar rumah.
"Bu, aku pergi dulu ya?."
"Mau kemana Nak?."
"Mau jalan-jalan sebentar."
"Di luar hujan Nak."
Maharani tetap saja pergi dan berjalan tergesa-gesa.
"Maharani tunggu sayang, kau mau kemana." Ucap Buwono.
"Aku pergi sebentar Mas."
"Aku antar ya?."
"Tidak usah."
Seketika itu Maharani pergi tanpa memberitahu bahwa dia mau kemana.
Saat Maharani pergi, hujan deras yang akhir-akhir ini terjadi, Reda seketika.
------
Baru belajar, mohon di koreksi.
Jangan Lupa Meninggalkan Like Dan Komentarnya Ya
Dengan Like Dan Komentarnya Saya Akan Tetap Semangat Untuk Memposting 🙏😊
Komentar
Posting Komentar