Cerita Horor : Anakku Hanya Pulang Sebagai Arwah Penasaran (5)
#ANAKKU HANYA PULANG SEBAGAI ARWAH PENASARAN
#5
Ketika Buwono keluar membukakan pintu, benar saja itu adalah Maharani. Hujan turun lagi sangat deras.
"Sayang kau dari mana,kenapa kau memanggilku dengan suara yang aneh sih."
"Jalan-jalan lah, aku hanya mengerjaimu saja Mas."
"Kau jalan-jalan bersama siapa? Kau menginap dimana?."
"Di rumah temanku."
Maharani langsung masuk tanpa banyak bicara.
Tiba-tiba Sekar bertanya pada Buwono.
"Siapa Mas?."
"Itu istriku, Maharani."
"Oh, aku belum sempat berkenalan."
"Nanti saja."
Mereka langsung masuk lagi ke dalam rumah.
Sekar menghampiri Maharani yang sedang terduduk.
"Halo Mbak Maharani, saya Sekar."
Maharani hanya diam.
Sekar menjabat tangan Maharani, dan Maharani pun menjabat tangannya.
Tiba-tiba "Auuuwwwww sakit Mbak."
Maharani menggenggam erat tangan Sekar dengan kasar.
Maharani menatap tajam Sekar dengan wajah yang sangat datar.
Sekar langsung melepaskan jabatan tangan itu, dan berlari menuju kamar Suci.
"Suci Buka."
Seketika Suci langsung membukakan pintu kamarnya.
"Kenapa Kak?."
"Tangan Kakak di genggam oleh Istri nya Buwono, sampai-sampai membekas seperti ini."
"Kakak juga mengalaminya?."
"Maksud kamu?."
"Aku juga sering di sakiti oleh Mbak Maharani."
"Aku tidak mengerti Dik."
"Dia itu sangat aneh Kak."
Mereka menutup percakapan karena Suci sudah tertidur.
---
Buwono dan Maharani langsung pergi ke kamar.
"Sayang kau dari mana saja?."
"Aku hanya ingin pulang kembali Mas."
"Pulang kemana?."
Maharani hanya diam.
"Aku sangat mencintaimu sayang, sangat mencintaimu."
"Satu tahun kamu pergi dariku, aku masih setia menunggumu, dan sekarang kau baru saja pulang."
"Jawab aku, kau kerja dimana?."
Maharani hanya diam.
"Aku sangat Stres mas atas perlakuanmu padaku."
"Aku melakukan apa?."
"Waktu itu aku lihat kau sedang bermesraan dengan Suci."
"Sayang bukan begitu aku bisa jelaskan."
"Apa Mas? Kurang buktinya?."
"Iya aku mengakui, aku sempat dekat dengan Suci, tapi tidak keterlaluan, Suci bilang bahwa dia hanya menganggap ku seorang kakak."
"Apa mas percaya?."
"Dia itu adik angkatmu."
"Mas bisa bicara begitu, tapi aku ragu saat Suci ditemukan menangis di tengah jalan oleh ayah dan ibuku."
"Memangnya kenapa?."
"Aku sangat merasa aneh, Ketika aku berjalan bersama ayah ibu ku, Suci menangis di tengah jalan karena prustasi di tinggalkan ayahnya kan, dia kan bilang tidak punya Kakak."
"Iya benar."
"Aku masih sangat ragu, aku ini kan tidak mau banyak bicara Mas."
"Yang menjadikanmu Ragu apa?."
"Masa dengan mudah nya orang tua ku membawa Suci, aku sangat tidak terima, aku selalu menangis seharian karna hanya ingin menjadi anak tunggal.
"Orangtua mu sangat simpati dengan Suci sayang, kau harus menerima,kasihan dia." Ucap Buwono.
"Waktu Suci ditemukan dia berumur 20 tahun, sedangkan aku dan Mas, 22 tahun.
"Kita terpaut tidak jauh umurnya."
"Masa ayah ibuku simpati sama orang yang sudah dewasa."
"Dan itu Sekar siapa Mas?."
"Sekar kakak nya Suci."
"Pasti dia ada hubungannya dengan ini."
"Maksud kau?."
"Coba Mas tanya deh sama Sekar."
"Kenapa Suci bisa pergi dari rumah."
"Kan kau sudah tau."
"Tapi aku ragu mas, aku gak percaya suci pergi dari rumah karena prustasi oleh ayahnya yang meningg*l karena kecelak*an."
"Kau sangat aneh sayang."
"Aku tidak aneh Mas, Suci kan punya kakak, terus dia ingin di jadikan anak angkat oleh ayah dan ibuku."
"Dan dia juga ingin di angkat sebagai adik olehku."
"Mas aneh gak sih, kenapa Suci baru bilang sekarang bahwa Suci Adiknya Sekar."
"Ngga, gak ada yang aneh, yang penting Suci sudah ketemu dengan keluarganya."
Tiba-tiba mereka terdiam ketika suara pintu ada yan membuka.
"Krreeketttt."
"Siapa?."
"Saat Maharani keluar, begitu kagetnya dia.
Tiba-tiba "Darrrr" itu adalah Bapak dan Ibu Maharani yang baru pulang dari pasar.
"Ibu, bapak aku kaget tau."
"Sayang, kau sudah pulang."
"Sudah bu."
"Hujan deras turun lagi, jadi ibu kebasahan deh." Ucap Bu Siti
"Hujan yang sangat aneh menurut bapak." Ucap pak Masaid.
Maharani hanya terdiam.
"Kamu dari mana sayang?."
"Dari Rumah Ayu bu."
"Kamu dari rumah Ayu?."
"Iya bu."
"Kapan-kapan ibu mau main ke rumah teman mu itu,sudah lama sejak kamu hilang tidak pernah kesana lagi.
Maharani hanya tersenyum.
"Nak, bisa ceritakan pada ibu kau pergi kemana 1 tahun ini?."
"Aku bekerja bu."
"Bekerja dimana?."
"Di Kota."
"Kau pergi tanpa sepengetahuan ibu dan bapak."
"Aku hanya ingin membahagiakan Ibu dan bapak."
"Dan kau juga tidak izin pada suamimu?."
"Aku hanya takut dimarahi oleh Mas Buwono."
"Ah sudahlah yang penting kau sudah pulang dalam keadaan sehat."
Ibu dan bapak Maharani pun langsung bergegas menuju kamarnya karena harus istirahat.
Seketika itu Maharani menangis.
------
Ketik NEXT Di Kolom Komentar Agar Saya Dapat Mengetahui Bahwa Kalian Suka Dengan Ceritanya 😊😊
Komentar
Posting Komentar